Berikut penyebab tehnologi dapat merusuk hubungan cinta. Tahukah anda
bahwa jika tidak hati-hati, perkembangan teknologi yang harusnya
memudahkan, justru bisa menganggu hubungan kisah cinta Anda
Ada orang yang mendapatkan kekasih lewat Internet, tetapi sebaliknya ada
juga yang dicampakkan pujaan hati lewat SMS. Kehadiran teknologi dalam
dunia percintaan memang kini semakin maju. Bukan hanya sekadar alat
penghubung tapi juga bisa berfungsi sebagai detektif sampai “satpam”.
Nah, jika tidak hati-hati, kecanggihan teknologi yang baik malah bisa
berbalik merugikan kehidupan cinta Anda. Waspadalah!
Berikut adalah 7 hal yang sering terjadi akibat tehnologi yang menyebabkan faktor negatis terhadap hubungan percintaan anda :
Sibuk sendiri
Ketak-ketik di BlackBerry atau telepon selular cerdas Anda hampir tak
bisa berhenti bahkan sampai detik terakhir sebelum tidur. Sering kali
Anda lebih fokus pada ponsel, ketimbang pasangan yang duduk manis di
sebelah. Saat liburan, interaksi Anda berdua juga kerap kurang maksimal
karena kehadiran gangguan yang masuk melalui gadget Anda.
Jangan biarkan gadget atau alat komunikasi lainnya mengurangi kualitas
hubungan Anda dengan orang terdekat. Usahakan sebisa mungkin melupakan
gadget Anda dan berbincang dengan kekasih, teman makan malam.
Bagaimanapun sentuhan personal dan interaksi saat tatap muka penting
untuk meningkatkan kualitas hubungan walau Anda sudah saling berkabar
seharian lewat pesan singkat.
Prioritas pertama
Apa yang Anda lakukan ketika baru bangun tidur? Memeluk pasangan,
mencium si buah hati, atau memeriksa pesan di ponsel Anda? Jawaban yang
terakhir mungkin lebih banyak dipilih saat ini.
Sadarkah Anda bahwa saat ini si gadget andalan sudah berubah jadi
prioritas ketimbang orang tersayang? Berapa kali Anda harus melepaskan
genggaman saat menonton bioskop dengan kekasih karena harus memeriksa
pesan? Kerap juga pembicaraan penting dengan pasangan terganggu karena
ada tanda pesan masuk di ponsel.
Jangan membiarkan diri Anda “dijajah” gadget. Selalu tetapkan batasan
kapan Anda bisa terus memeriksa pesan di ponsel dan kapan Anda bisa
benar-benar fokus untuk berinteraksi dengan kekasih. Orang tersayang
Anda pasti kecewa jika ia dinomorduakan, meski oleh benda elektronik.
Eksistensi
Semakin berkembang, Internet menjadi tempat untuk berbagai macam hal,
termasuk tempat menunjukkan eksistensi. "Kok status Facebook kamu masih
single, kan kita sudah jadian?"
"Pasang foto sama aku dong di avatar Twitter?"
Nah, hal kecil seperti ini sering jadi pemicu konflik. Kata sayang atau
komitmen kini tak cukup lagi hanya ditunjukkan secara tatap muka
langsung. Status di Internet pun penting untuk mengukuhkan sebuah
hubungan. Jika kekasih keberatan, maka potensi konflik bisa terjadi.
Dianggap masih ingin cari pacar, tidak mau menunjukkan sudah punya
istri, atau bahkan dituduh tidak sayang jika tidak mau memajang
eksistensi orang tersayang di situs jejaring sosial! Padahal setiap
orang punya alasan dan preferensinya masing-masing.
Bisa saja sang kekasih menolak mengungkap terlalu banyak kisah pribadi
atau kehidupan cintanya di jejaring sosial karena lebih banyak
menggunakannya untuk urusan pekerjaan. Bicarakan hal ini baik-baik dan
jangan jadikan sebagai tuntutan.
Jika ia memang siap membuka kehidupan pribadinya ke publik, tanpa
diminta pun ia akan senang hati memasang status in a relationship atau
married di profil jejaring sosialnya.
Mata-mata
Penguntit atau stalker era masa kini memang berbeda dengan jaman Alfred
Hitchcock. Sekarang, tak lagi perlu keluar rumah untuk mengetahui apa
yang sedang dikerjakan kekasih, di mana ia berada, hingga dengan siapa
ia pergi. Cukup intip-intip status jejaring sosialnya atau bahkan
lengkapi ponselnya dengan aplikasi berbasis GPS sehingga mudah melacak
keberadaannya.
Ini juga menjadi potensi konflik karena tak sedikit pasangan yang
cemburu buta. Kekasih dan mantannya sama-sama 'check-in' foursquare di
mal tertentu dan bukan berarti mereka sedang bersama. Bisa saja
kebetulan.
Atau kasus lain, jika pasangan Anda terlalu sering mention seseorang di
Twitter, maka Anda secara otomatis membuka profil orang tersebut: Siapa
dia dan apa hubungannya dengan kekasih Anda.
Apakah dalam konfrontasi Anda lebih percaya Internet ketimbang ucapan
pasangan? Apalagi jika pasangan saling tahu password. Secara berkala
pasti akan ada aktivitas saling memeriksa inbox atau aktivitas dan
pertemanannya di situs tersebut secara diam-diam.
Huft! Melelahkan sekali ya jadi kekasih zaman sekarang. Mungkin banyak
yang sudah lupa pada yang namanya kepercayaan dalam suatu hubungan.
Karena itu jangan lupakan komunikasi tatap muka langsung agar hubungan
tetap kuat tanpa perlu sibuk menjadi penguntit di dunia maya.
Tuntutan baru
Sudah dibaca (“R”) kenapa belum dibalas? Kenapa dia nggak mau memberi
tahu password Facebook? Tak sedikit juga pasangan yang meminta
kekasihnya mengirim bukti foto tempat ia berada karena tidak percaya
pada ucapan kekasih. Banyak tuntutan baru muncul dengan adanya
perkembangan teknologi. Tuntutan ini seringkali menjadi sumber konflik
jika pasangan belum memiliki dasar hubungan yang kuat.
Mudah menilai
"Pacar baru kamu narsisistik ya, lihat saja Facebooknya."
"Kayaknya teman baru kamu orangnya aneh deh kalau aku lihat Twitternya."
Ketika bertemu atau mendengar nama orang baru, tak jarang yang dilakukan
adalah mencari akun jejaring sosialnya atau menelusuri namanya di mesin
pencari. Hasil pencarian akun jejaring sosialnya pun bermacam-macam.
Ada yang positif, ada yang negatif. Tapi sering hasil pencarian itu
dijadikan bahan untuk menilai orang tersebut. Bisa jadi Anda membatalkan
kencan hanya karena melihat “keanehan” pada akun jejaring sosialnya.
Seperti halnya jangan menilai buku hanya dari sampulnya, jangan pula
menilai seseorang hanya dari akun jejaring sosialnya. Memang akun
jejaring sosialnya bisa memberikan gambaran tentang orang tersebut, tapi
tak ada salahnya bertemu langsung dan siapa tahu ia tak seperti yang
Anda duga.
Selingkuh
Ini yang paling berpotensi menimbulkan konflik. Beberapa studi
mengatakan aktivitas yang tinggi pada situs jejaring sosial bisa membuka
potensi selingkuh. Kemudahan untuk menggoda dan berhubungan dengan
teman lama bisa membuka pintu baru untuk main api. Sekadar berteman atau
sudah masuk ke kategori selingkuh? Batasan flirting pun kini semakin
abu-abu dengan adanya fitur-fitur di jejaring sosial.
Jangan biarkan hal ini terjadi pada hubungan Anda. Kuncinya, tetap
pertahankan kualitas komunikasi dan kepercayaan dalam hubungan. Kuatkan
hubungan Anda lewat interaksi secara langsung dan tetap saling berkabar
lewat gadget andalan.